Rabu, 05 Januari 2011

PROSES TERJADINYA PELANGI

Pelangi adalah salah satu fenomena optik yang terjadi secara alamiah dalam atmosfir bumi. Dalam fisika, warna-warna lazim diidentifikasikan dari panjang gelombang. Misalnya, warna merah memiliki panjang gelombang sekitar 625 – 740 nm, dan biru sekitar 435 – 500 nm. Kumpulan warna-warna yang dinyatakan dalam panjang gelombang (biasa disimbolkan dengan λ) ini disebut spektrum warna. Warna-warna ini adalah komponen dari cahaya putih yang disebut cahaya tampak (visible light) atau gelombang tampak. Komponen lainnya adalah cahaya yang tidak tampak (invisible light), seperti inframerah (di sebelah kanan warna merah) dan ultraviolet (di sebelah kiri jingga). Sinar putih yang biasa kita lihat (disebut juga cahaya tampak atau visible light) terdiri dari semua komponen warna dalam spektrum di atas – tentu saja ada komponen lain yang tidak terlihat, disebut invisible light.
Alat paling sederhana yang sering dipakai untuk menguraikan warna putih adalah prisma kaca. Sebuah prisma kaca menguraikan cahaya putih yang datang menjadi komponen-komponen cahayanya. Di alam ini tidak hanya prisma yang bisa menguraikan cahaya. Selain itu. tetesan air dari air hujan adalah salah satu contoh benda yang tersedia di alam yang bisa menguraikan cahaya putih. Ketika seberkas cahaya putih mengenai setetes air, tetesan air ini berprilaku seperti prisma. Dia menguraikan sinar putih tadi sehingga terciptalah warna-warna pelangi. Setetes air berprilaku seperti prisma ketika menerima seberkas cahaya putih. Cahaya tersebut sebagian dipantulkan ke arah pengamat, sebagian lagi diteruskan. Warna dalam pelangi seperti blok-blok yang lebar dikarenakan kita hanya melihat satu warna untuk satu tetesan air. Cahaya matahari yang diuraikan oleh tetesan air A hanya sampai ke mata kita pada panjang gelombang warna merah. Sementara itu, tetesan air B memberikan panjang gelombang warna ungu. Tetesan-tetesan air di antaranya memberikan masing-masing satu panjang gelombang pada mata kita. Sehingga pada akhirnya si pengamat melihat pelangi dengan warna yang lengkap.
Pelangi biasanya terjadi saat hujan gerimis atau setelah hujan lebat berhenti. Setelah hujan lebat berhenti, udara dipenuhi oleh uap-uap air. Selain itu, pelangi bisa tercipta pada genangan minyak. Terkadang pada kondisi tertentu, seberkas cahaya putih diselimuti oleh pelangi. Pelangi bisa terjadi kapan dan di mana saja asal melibatkan tiga sekaligus sifat cahaya, yaitu refleksi (pemantulan), refraksi (pembiasan), dan difraksi.
Kita hanya bisa melihat pelangi maksimal setengah lingkaran. Untuk melihat pelangi utuh satu lingkaran, maka kita harus berdiri di tempat yang lebih tinggi.
Ilustrasi pada gambar diatas memperlihatkan bahwa pelangi berbentuk lingkaran. Ini adalah benar bahwa pelangi berbentuk lingkaran, bukan parabola seperti anggapan beberapa orang. Di tanah, kita hanya melihat maksimal pelangi setengah lingkaran. Kalau kita berdiri di atas hujan, misalnya di pesawat terbang, maka kita bisa melihat pelangi satu lingkaran utuh. Ini semua disebabkan oleh geometri optik dalam proses penguraian warna. Dengan geometri optik ini juga kita bisa menjelaskan garis lurus yang melewati mata kita dan matahari juga melewati titik pusat lingkaran pelangi. Karena pelangi tercipta melibatkan jarak pengamat dengan tetesan air, maka pelangi selalu bergerak mengikuti pergerakan pengamat. Ini membuat jarak kita dengan pelangi konstan (sama), dengan kata lain kita tidak pernah bisa mendekati pelangi.


Pelangi dari Perut Bumi

Permata, siapa yang tak suka. Kilat maupun warnanya, wow… cantik nian. Seandainya bumi ini transparan tentu kita akan dapat menyaksikan merah, biru, hijau atau kuningnya batu-batu mulia itu di tempat asalnya nun jauh di kedalaman sana. Sayang keadaan tidaklah demikian. Perut bumi yang padat dan gelap telah menyembunyikan pesonanya selama jutaan masa. Oleh karenanya kita menjadi takjub tak terkira ketika batu warna-warni bak pelangi itu muncul ke permukaan. Di bawah cahaya sinar matahari, mereka seakan berlomba memamerkan keindahannya.
Kepadatan perut bumi serta temperatur magma yang super panas telah menjadi salah satu biang sebab terjadinya kristal-kristal batu berharga. Di saat magma sedang sedang hot-hotnya, beberapa jenis kristal batu bahkan sudah mulai terbentuk. Mula-mula butir intan diikuti kemudian oleh yang lain. Melalui kegiatan vulkanik maupun tektonik, letusan gunung berapi ataupun gempa bumi, magma mendidih keluar dari dapurnya menuju ke permukaan, mencari hawa segar. Magma keluar mengendap-endap sampai akhirnya malah mengendap beneran. Seiring dengan perjalanannya terbentuklah berbagai batu mineral, di antaranya tergolong sebagai batu mulia, batu berharga, ratna mutu manikam. Mereka diantaranya adalah: Beryl, Chrysoberil, Corundum, Diamond, Fieldspar, Garnet, Jade, Lazurite, Peridot, Opal, Quartz, Spinel, Topaz, Tourmaline, Turquise dan Zircon. (Di Pasar Batu Rawabening Jatinegara, lur manuk bisa melihat aneka perhiasan dari batuan tersebut).
Tanpa campur tangan manusiapun batu mulia itu sudah menawan. Apalagi ketika mereka berhasil disulap menjadi perhiasan. Ditambah sedikit bumbu cerita seputar khasiat atau cerita mistik lainnya, batu perhiasan itu menjadi nampak sangat menggoda. Tidak hanya ladies tapi gentlemen juga mudah tergoda olehnya. Ada orang yang memang benar-benar jatuh hati, ada yang untuk investasi, ada yang demi gengsi, atau untuk pamer diri. Ada yang menganggapnya sebagai jimat, aji pangestu, aji pengasihan, untuk kekuatan ataupun keberuntungan. Yang terang, mengenakan aneka asesoris batu, apapun jenisnya, rasanya wiiih....., gimana gitu!
Dan mewakili kisah kita tentang batu berharga, kali ini kita pilih jenis batu Ruby dan Sapphire. Saking berharganya, nama Ruby dan Sapphire sering diadopsi orang untuk menamai buah hati kesayangan. Kita sudah tidak asing lagi dengan nama artis Bella Sapphira. Kebetulan sapphire yang satu ini pancen belle alias memang cakep. Jadinya klop.
Batu bergengsi seperti ruby dan sapphire dipasarkan dalam berbagai grade dari grade A hingga D. Tinggi harganya bisa membuat kita klenger. Mahalnya berjut-jut. Terlebih lagi yang bermutu istimewa. Namun demikian hal itu tidak lantas membuat kita ciut nyali. Justru karenanya kita jadi terangsang untuk mencari tahu siapakah sesungguhnya gerangan dia, si cantik yang (di)jual mahal itu.
CORUNDUM
Meskipun berlainan warna namun batu ruby dan sapphire sesungguhnya berasal dari satu jenis mineral yang sama yaitu corundum (Al2O3 atau Aluminium Oxide). Corundum terbentuk jauh di dalam perut bumi, lebih dari minus puluhan km dari tempat pohon biasa berdiri, pada suhu ribuan derajat celsius. Muncul ke permukaan dengan nebeng lahar yang muncrat atau ndledek akibat gunung terbatuk atau akibat bumi menggeliat. Hal ini dapat kita ketahui dari kehadirannya di daerah Srilangka (Ceylon), Madagascar, Kenya dan Tanzania. Daerah daerah tersebut satu sama lain memang bersaudara secara geologi. Selain itu corundum juga terdapat di Kashmir (India), Pakistan, Thailand, Kamboja, Burma, Afghanistan, Colombia, Montana (USA), China serta Australia.
Mineral Corundum terlihat hanya serupa kerikil, bukan seperti kerakal atau batu besar. Ditimang terasa mantap, padat dan berisi. Kerasnya minta ampun, berskala 9, terpaut hanya 1 point dibawah intan, batu terkeras sedunia. Sudah pasti ribuan kali lebih keras dibanding kuku jari yang cuma berskala 2,5 atau dibanding dengan layar kaca komputer yang hanya 5,5 maupun dengan topi baja yang berskala 6,5. Berat jenisnya mendekati angka 4, artinya seperempat gelas berisi corundum bobotnya setara dengan segelas penuh air pada suhu 4 derajat celsius. Bodinya sekel dan tahan banting, tidak rapuh seperti kapur tulis. Kristalnya bersegi-segi mirip model piramid mini (hexagonal/trigonal). Sosoknya dapat ditemukan baik dalam keadaan bening sebening embun maupun keruh sekeruh kali Ciliwung.
Corundum aslinya tidak berwarna. Imbuhan unsur lain membuatnya terlihat merona merah atau menjadi lebam membiru dan sebagainya. Unsur pewarna seperti Chromium (Ce), Ferrum (Fe), Titanium (Ti) dan Nickel (Ni) telah menjadikannya demikian. Corundum putih yang kerasukan unsur pewarna tersebut akan berubah menjadi corundum berwarna. Keadaannya menjadi persis serupa es serut yang diguyur aneka syrup, menjadi terlihat manis dan bikin kita ngiler cleguken.
Metode penambangan seperti membuat sumur, memangkas gunung ataupun menggali terowongan sering dipraktekkan untuk menemukannya. Istilah-istilah spesifik kerap terdengar, misalnya di Burma, istilah asa yo dipakai untuk menyebut hasil temuan berukuran kecil atau istilah nila untuk temuan berukuran besar. Kita dapat bayangkan betapa riuh rendahnya suasana di pertambangan. Seorang pekerja yang menemukan corundum sebesar ibu jari misalnya tentu akan jingkrak-jingkrak sembari meneriakkan istilah yang khas itu. Dia girang karena mendapat tangkapan sekelas kakap bukan teri. Kalau dia tenang-tenang saja itu malah mencurigakan. Batu mungil namun berharga itu memang terlalu mudah ditilep. Jangankan ngumpetin yang mungil, segunungpun ada orang tega.
Dari daerah tambang, batu-batu itu dibawa ke ahlinya untuk diproses lebih lanjut. Batu kemudian dipilah, dipotong, diasah, diampelas, dimodel, dan tahap terakhir dipoles. Pemilahan bertujuan untuk menemukan dan menentukan bagian-bagian mana yang akan dipotong guna membentuk permukaan yang akan ditampilkan nantinya. Setelah semua proses dilalui, batu kasar itu kini salin rupa menjadi bentuk batu perhiasan yang cakep, siap dipasarkan ke segenap penjuru. Pedagang serta para calopun siap beraksi, merayu calon pembeli. Tak ketinggalan, sertifikat tanda keaslianpun diterbitkan. Penerbitan sertifikat ini penting karena ada juga produk serupa tapi tak sama alias imitasi. Tidak hanya imitasi, tapi yang nampak aslipun kadang ternyata sudah tidak orisinil lagi, sudah disentuh di sana di sini dan sudah dimake-up sedemikian rupa sehingga tidak ketahuan lagi belangnya. Memang betul, dengan tehnik tertentu warna yang pudar misalnya, dapat didandani menjadi kembali berpendar.
Promosi juga dilakukan secara gencar. Ada yang mengaitkan batu tersebut dengan aspek lain seperti keberuntungan, cinta, persahabatan, kebahagiaan, kesehatan dan rasa percaya diri. Atau dihubungkan dengan keberadaan planet Mercurius, Uranus, Venus, Neptunus, Bumi, Pluto, Mars ataupun Bulan. Sebenarnya semua cerita karangan seperti itu sulit untuk dapat kita mengerti. Tapi kenyataannya ada banyak yang percaya. Yang terperdayapun pasti banyak.
RUBY DAN SAPPHIRE
Ruby kita kenal sebagai corundum berwarna merah, semerah bibir Monalisa, sedangkan sapphire sebagai corundum biru. Warna lain selain merah dan biru dikelompokkan sebagai funky sapphire.
RUBY
Warna merah batu ruby terjadi karena kristal corundum (Al2O3) kerasukan unsur chromium (Ce). Banyak sedikitnya dosis akan mempengaruhi kepekatan warna itu. Over dosis akan membuatnya berwarna kelam dan gelap. Asal kata ruby dari bahasa latin ruben, yang artinya merah. Dalam istilah sansekerta ruby disebut sebagai "ratnaraj" atau raja permata (King of Gemstone). Sudah sejak dulu ruby dikenal sebagai batu permata berharga dan nilainya sangat mahal terutama yang berkualitas di atas rata-rata. Orang menyukai warna merahnya yang seperti lampu rem itu. Warna merah dianggap sebagai lambang gairah dan semangat yang menyala-nyala tak kenal padam.
BLUE SAPPHIRE
Birunya sapphire terjadi karena pengaruh unsur ferrum (Fe) serta titanium (Ti). Blue sapphire adalah sebutan yang biasa untuk corundum berwarna biru ini. Sapphire berasal dari kata Sappheiros dalam bahasa Yunani yang artinya biru. Sebagian orang baik pria maupun wanita menyukai warna biru yang berkesan melankolis.
FUNKY SAPPHIRE
Kecuali merah dan biru, corundum berwarna lain disebut funky sapphire. Dalam kelompok funky ini ada warna pink, orange, hijau, kuning, ungu dan sebagainya. Warna pink atau merah jambu seperti rona wajah yang tersipu malu itu pernah mengundang dilema. Seperti kita tahu hanya corundum merah yang disebut ruby. Persoalan muncul ketika orang mempersoalkan kapan batas warna merah dimulai dan kapan berakhir. Apakah warna merah muda itu masih termasuk ruby atau sudah masuk wilayah sapphire. Daripada ribut, kita kemudian dipersilahkan memilih sendiri sesuka selera. Boleh menyebut pink ruby, boleh juga pink sapphire. Gitu aja kok repot!
Kalau kita pernah menyaksikan matahari senja di pantai Kuta, seperti itulah kira-kira warna sapphire jingga yang disebut padparadscha. Perpaduan antara unsur Cr dan Fe menghasilkan warna jingga atau orange seperti matahari senja itu.
Warna hijau corundum disebabkan oleh unsur nickel (Ni). Sedangkan warna lain-lain terjadi karena beberapa unsur menyatu tercampur-aduk. Merah campur biru hasilnya ungu. Ungu campur hijau menghasilkan coklat dan seterusnya. Dari kawin campur itu kemudian lahirlah lusinan anak-anak warna.
STAR SAPPHIRE DAN STAR RUBY
Gambaran serupa cahaya bintang berkaki enam akan terlihat berbinar dan berdansa di bodi ruby atau sapphire ketika ditimpa cahaya. Akan nampak nyata ketika batu ruby atau sapphire itu berwarna gelap dan tidak tembus pandang. Sapphire berbintang atau Star sapphire terbesar sementara ini adalah "Star of India" seberat 534 karat atau sekitar 1 ons dan "Star of Asia" seberat 330 karat. Star ruby yang spektakuler sebesar atau seberat 138 karat.
COLOR CHANGE SAPPHIRE
Adapula batu Sapphire yang dapat menampilkan perubahan warna dari satu warna ke warna yang lain, dari biru muda menjadi biru tua atau ungu. Ini bisa terjadi karena adanya kombinasi antara pengaruh struktur atom di batu tersebut dengan sinar ultraviolet matahari. Sekedar lampu senter tidak cukup mampu untuk mengubah warnanya. Harus sang surya.
BERHARGA
Harga ruby atau sapphire yang kondisinya oke tidak kurang dari US $ 200 per karat atau Rp 2 juta. Mata cincin sebesar telur cicak ukurannya bisa sekitar 10 karat. Jadi nilai semata cincin itu kira-kira Rp. 20 juta. Harga tersebut sangat bervariasi, bisa melambung setinggi langit, tergantung kepada faktor kecantikan, keaslian, besar, kecil, model, kelangkaan dsb. Baik 20 juta atau 20 milyar semuanya masih di luar jangkauan kebanyakan kita. Anggaran rumahtangga biasa belum siap untuk belanja barang semahal itu. Entah kalau yang dipakai belanja itu adalah anggaran belanja negara.
AH...
Kalimat pelipur lara, mencintai tidak harus memiliki, boleh kita benarkan. Dengan tahu kisahnya saja, ternyata kita sudah terpuaskan. Kita mengenal batu-batu mulia itu sebagai karya alam yang indah tiada tara. Warna-warninya bak pelangi. Semua mereka berasal dari perut bumi yang terkenal gelap dan gelap, jauh di bawah telapak kaki ibu. Kita merasa takjub oleh kenyataan bahwa ada warna pelangi tumbuh di sana, bahwa ada pesona yang bersembunyi di balik kegelapan. Ah, betapa cantiknya karya Bapa. Yuk, kita eman.
Catatan:
KARAT
Karat merupakan ukuran berat batu mulia. Satu karat setara dengan 0,2 gram atau satu gram sama dengan 5 karat. Apakah satu karat batu mulia tersebut volumenya sama antara jenis yang satu dengan yang lainnya? Tentu saja tidak. Besar kecilnya atau volume batu mulia sangat tergantung kepada berat jenisnya. Sebagai contoh, ruby dan sapphire memiliki berat jenis yang lebih besar dibanding batu akik, 4 dibanding 2,6. Oleh karena itu satu karat batu akik akan nampak lebih besar, sekitar 1,5 kali, dibanding batu ruby ataupun sapphire. Gitu loh..

Badai Matahari 2012, Puncak Aktivitas Pusat Tata Surya

Puncak aktivitas matahari yang diperkirakan akan terjadi pada 2012, disebutkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dapat menimbulkan badai matahari.

Profesor riset astronomi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, memperkirakan puncak aktivitas pusat tata surya kita, yaitu matahari, akan terjadi antara tahun 2012 hingga 2013.

"Badai matahari merupakan dampak dari puncak aktivitas matahari. Dampak terburuk dari fenomena ini adalah terganggunya teknologi satelit, komunikasi, navigasi dan induksi trafo listrik," kata Thomas, Sabtu (6/3/2010).

Namun menurut Thomas hal itu sangat normal sebagai bagian dari siklus puncak aktivitas matahari yang terjadi setiap 11 tahun sekali. Meski perlu diwaspadai, badai itu tidak sampai menghancurkan bumi. Dampak badai matahari yang paling terasa adalah perubahan iklim yang ekstrem.

"Biasanya terjadi perubahan suhu ekstrem di bumi belahan utara. Di duga, perubahan cuaca yang ekstrem akhir-akhir ini merupakan dampak dari aktivitas minimum matahari yang diperkirakan berlangsung pada 2006 hingga 2007. Namun nyatanya aktivitas minimum ini terus berlanjut hingga 2009," terang Thomas.

Sebelumnya, Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun juga pernah menyebutkan bahwa perkiraan akan datangnya kiamat pada 2012, faktanya merupakan fenomena alami berupa aktivitas maksimal matahari yang rutin terjadi secara berkala setiap 11 tahun sekali.

"Secara sederhana, para astronom menggambarkannya sebagai aktivitas kekuatan gravitasi matahari yang sangat kuat dan setiap 11 tahun sekali perilakunya meningkat. Saat tarik menarik gravitasi demikian kuat dan tidak tertahankan lagi, hal ini akan menyebabkan ledakan hidrogen," kata Adi beberapa waktu lalu.

Puncak aktivitas matahari melontarkan miliaran ton partikel, plasma berenergi tinggi, dan radiasi gelombang elektromagnetik. Lontaran partikel dan radiasi yang mengarah ke bumi akan mempengaruhi lapisan atmosfer, sistem teknologi, serta aktivitas manusia di antariksa dan bumi. 



sumber : http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/3/6/37515/badai-matahari-2012-puncak-aktivitas-pusat-tata-surya

Ternyata Planet di Luar Tata Surya Mencapai 500

laporan dari USA 13 oktober 2010 – Nasa sebagai badan antariksa amerika serikat telah mengumumkan planet yang berada di luar tata surya yang mencapai 500, hal ini merupakan sebuah penemuan terbaru yang sebelumnya penemuan eksoplanet pertama kali di temukan pada tahun 1992.
Sebelum penemuan eksoplanet ini nasa telah meluncurkan pesawat tanpa awak pada maret 2009 untuk mengamati tanda-tanda tarik gravitasi pada planet di sekitar dan mengamati sumber cahaya dari bintang.
Hingga berita ini di turunkan para astronom amerika telah menemukan sekitar 494 palanet yang berada di luar tata surya, menurut prediksi mereka planet bisa mencapai 1000 karena pesawat kepler telah memiliki ratusan planet yang mengitarinya ujar jon jenkins yang menjabat menjadi kepala misi kepler.
Dengan adanya penemuan 500 planet ini di harapkan dapat menemukan sebuah planet yang memiliki kehidupan di dalamnya, sebenarnya para astronom NASA menemukan sebuah planet yang mempunyai suhu mirip dengan bumi, apakah mungkin ada planet yang mempunyai kehidupan seperti bumi kita ini.

Zona Komet Alien di Tata Surya

Di pinggiran terjauh dari sistem tata surya kita diperkirakan terdapat sebuah perisai raksasa yang memerangkap miliaran komet beku. 
Seperti dikutip dari Discovery News, perisai yang dinamakan sebagai Awan Oort (dinamai sesuai nama astronomer Belanda Jan Oort), diperkirakan terbentuk sejak 4,5 miliar tahun lalu.
Awan Oort letaknya sekitar 6 triliun mil dari matahari. Keberadaan komet-komet itu diperkirakan karena mereka tercerabut dari sistem bintang lain di luar tata surya kita.
Tapi kemudian, komet-komet tadi tertolak oleh gravitasi matahari sehingga terlempar sampai titik terjauh dari jangkauan pengaruh matahari, yakni di pinggiran medium antar bintang.
Memang tidak ada bukti langsung bahwa awan ini eksis, namun keberadaannya didasarkan frekuensi komet-komet yang telah memasuki sistem tata surya kita sejak sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Astronomer terkenal dari Southwest Research Institute (SWRI) di Boulder, Colorado AS, Hal Levinson, membuat sebuah model matematis untuk teori ini.
Berdasarkan pada seringnya komet-komet masuk ke dalam sistem tata surya kita, Levinson memperkirakan ada sekitar 400 miliar komet yang terperangkap di perisai awan Oort.
Tapi bila hanya memperkirakan dari material yang berasal selama masa pembentukan matahari, diperkirakan hanya ada sekitar 6 miliar komet di zona tersebut.
Jarak antar bintang
Menurut Levinson, komet- komet yang berasal dari luar sistem tata surya kita sudah kemungkinan sudah pernah nampak batang hidungnya. Misalnya saja komet yang memiliki periode orbit yang begitu panjang, seperti komet Hale-Bopp yang melewati bumi pada 1997.
Komet ini merupakan salah satu komet yang paling banyak diobservasi orang, di abad ini. Diperkirakan komet tersebut baru akan terlihat lagi pada tahun 6200.
Bila teori perisai komet Oort benar, komet-komet yang lalu lalang di dekat tata surya kita tak hanya akan menunjukkan kepada kita unsur-unsur kimia dari sistem tata surya lokal semata, melainkan juga unsur-unsur kimia dari komet yang berasal dari bintang lain.



sumber : http://www.nimbuzzfrend.co.cc/2010/11/zona-komet-alien-di-tata-surya.html

Tata surya mungkin 2 juta tahun lebih tua

Tata surya mungkin nyaris 2 juta tahun lebih tua dari perkiraan. Kesimpulan itu ditarik setelah penelitian terhadap sebuah batu bintang yang ditemukan di Gurun Sahara.

Data yang diperoleh dari batu tersebut menunjukkan kalau tata surya terbentuk 4.568,2 juta tahun yang lalu. Artinya, 0,3 juta sampai 0,9 juta tahun lebih lama daripada perkiraan umur tata surya yang saat ini beredar luas. Penelitian sebelumnya, yang dilakukan berdasarkan dua batu bintang, mendapati kalau tata surya terbentuk 4.567,1 juta to 4.567,6 juta tahun yang lalu.

Batu bintang di Gurun Sahara itu mengandung zat kalsium dan alumunium, dua contoh materi tertua yang biasa ditemukan pada batu-batuan awal. Bagian dalam batu mengandung benda padat yang terbentuk dari gas pada saat awal pembentukan tata surya. Bersama dengan materi lain, inti batu itu membesar hingga akhirnya membentuk bintang atau planet.

"Rasanya seperti menyelidiki tempat kejadian perkara empat setengah juta tahun setelah perkara itu terjadi," kata Alan Boss, ahli astrofisika dari Carnegie Institution for Science, Washington D.C., Amerika Serikat.

sumber : http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/37/tata-surya-mungkin-2-juta-tahun-lebih-tua

Voyager Sampai di Tepian Tata Surya

Satelit Voyager 1 milik Lembaga Antariksa Amerika Serikat NASA telah sampai di tepian tata surya. Saat ini, Voyager 1 ada pada jarak 17,4 miliar kilometer dari matahari.

Voyager 1 diperkirakan akan meninggalkan wilayah tata surya kurang lebih 4 tahun lagi. Selanjutnya, pesawat itu akan memasuki wilayah antarbintang, wilayah antara sistem tata surya dan bintang lain. 

Sampai di tepian tata surya, Voyager 1 menemukan hal baru berkaitan dengan angin matahari, partikel bermuatan yang dipancarkan dari matahari ke segala arah. Temuan tersebut dipaparkan para ilmuwan dalam pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, California, AS Senin (13/12/10) lalu.
 
Voyager 1 menemukan, angin surya tak lagi mengarah ke luar tapi ke samping. Menurut dugaan para ilmuwan, itu berkaitan dengan adanya tekanan dari angin di ruang antarbintang. Sementara itu, Voyager 1 juga menunjukkan bahwa kecepatan angin surya juga berubah hingga mendekati nol dari yang sebelumnya memancar dengan kecepatan supersonik. 

"Ketika saya menyadari kecepatannya hampir nol, saya sangat terkesima," kata Rob Decker, ilmuwan senior dari John Hopkins University. 

Angin surya matahari yang bergerak dengan kecepatan supersonik membentuk sebuah gelembung di tata surya yang disebut heliosphere. Nah, pada jarak 14 milyar kilometer ke luar, kecepatan angin surya menurun secara drastis, membentuk lapisan turbulen dari partikel matahari yang disebut heliosheath. 

Pada wilayah heliosheath itulah Voyager 1 kini telah sampai. Tepatnya di sebuah wilayah di mana kecepatan angin surya ke arah luar matahari hampir mendekati nol. 

Becker berujar, "Inilah Voyager, satelit yang telah bekerja selama 33 tahun tetapi masih memperlihatkan pada kita sesuatu yang benar-benar baru." 

Voyager 1 diluncurkan pada tahun 1977. Satelit ini telah memasuki heliosheath pada tahun 2004 dan memulai memberikan data tentang wilayah tepian tata surya. Analisis para ilmuwan menunjukkan, sejak Agustus 2007 kecepatan angin surya terus menurun sebesar 72.000 kilometer per jam setiap tahunnya. 

Ilmuwan akan mengetahui bahwa Voyager 1 telah memasuki wilayah antarbintang ketika terjadi penurunan massa jenis partikel panas dan peningkatan partikel dingin. Satelit kembarannya Voyager 2 bergerak ke arah yang berbeda.


sumber : http://sains.kompas.com/read/2010/12/15/18591226/Voyager.Sampai.di.Tepian.Tata.Surya

awal terbentuknya tata surya

Banyak para ahli astronom dari jaman dahulu mencoba untuk menemukan jawaban tentang awal mula terbentuknya tata surya. Banyak perkiraan dan teori-teori bermunculan yang mencoba menjawab bagaimana awal mula terbentuknya tata surya. Berdasarkan pada pengamatan yang dilakukan oleh para ahli astronomi sampai sekarang, yaitu dengan menggunakan teleskop dan misi antariksa, ada satu teori tentang awal mula terbentuknya tata surya yang masih dipakai sampai saat ini. Teori ini bernama Teori Nebula atau juga dikenal dengan Teori Kabut yang dicetuskan oleh Kant dan Laplace.

Menurut teori ini tata surya kita terbentuk sekitar 5 miliar tahun yang lalu. Di mana tata surya terbentuk dari awan, gas dan debu. Awan, gas dan debu ini memisahkan diri dari awan besar yang ada di Bimasakti.

Awan gas ini berputar dan menimbulkan suatu tarikan gravitasi di pusat awan yang menarik benda-benda ke dalamnya, sehingga awan gas ini menjadi padat. Selain memadat, suhu di pusat awan ini juga sangat panas. Pusat awan yang memadat dan panas ini merupakan cikal bakal Matahari atau disebut juga dengan proto-Matahari.

Dengan putarannya yang cepat, maka gas dan awan di sekeliling menjadi pipih membentuk suatu piringan yang sangat besar. Karena pysat piringan yang terus memanas sedangkan bagian pinggir luar mendingin, maka gas dan debu di bagian luar memadat dan menggumpal membentuk benda-benda kecil yang mirip planet. Benda-benda kecil ini dinamakan planetasimal.

Tabrakan antar planetasimal menyebabkan planetasimal ini hancur, tersebar dan ada yang berpadu. Planetasimal yang berpadu dan menjadi besar menyerap planetasimal yang kecil. Dari planetasimal yang semakin membesar ini kemudian menjadi protoplanet, yakni ada 9 planet.

Proto-Matahari mengumpulkan intinya sehingga inti proto-Matahari menjadi padat dan panas. Kemudian proto-Matahari ini menyulut pusatnya dan membara.

Bagaimana awal mula terbentuk bulan? Bulan terbentuk dari planetasimal kecil yang memasuki orbit di sekeliling planet. Sementara sisa-sisa gas yang juga memasuki orbit di sekeliling planet akan membentuk cincin lingkar. Sedangkan serpih dan remukan yang mash ada tersapu tiupan kencang angin surya yang masih terjadi sampai sekarang.


sumber : http://www.rubrikasik.com/2010/03/awal-terbentuknya-tata-surya.html